Murka Alam ( Puisi )

Sampaikan salam pada penghianat Alam.
Di detik penuh debu ini dia tertawa.
Di detik ini panas seraya membakar kulit,
Dia buta atau tidak mendengar sama sekali ?
atau dia sedang menghamili istri muda nya.

Demi tujuan dangkal selembar kertas bernominal angka
Kau yg duduk di kursi lupa diri dan menanam beci di bumi.
Murka alam kau abaikan,semoga mimpi kan membunuh mu.
Hingga mati pun alam tidak menerima jasad mu.

Kau akan tenggelam atas kerakusan mu
kau akan hilang di telan lumpur kebodohan mu
kau dan mereka yg bahagia atas luka alam ini,
tidak mampu berkata-kata hingga mentari buta.

0 komentar:

Post a Comment